Pilkada, Quick Count dan Hasilnya

15 02 2017

Dalam beberapa bulan terakhir kita disuguhkan dengan persiapan pilkada dengan segala kegaduhannya. Banyak isu berkembang dan trik yang dilakukan masing-masing pasangan untuk memenangkan persaingan. Tujuannya semuanya baik adalah menjadikan kekuasaan untuk mengabdi dan memberikan yang terbaik bagi daerah yang dipimpinnya.

Hari ini, proses pemilihan telah dilakukan dan pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya dengan memberikan hari libur. Seharian jika menonton TV isinya hanya perbincangan seputar proses pemilihan kepala daerah. 
Tepat pukul 13:00 mulailah muncul hasil perhitungan suara sementara dan dikenal dengan quick count atau perhitungan cepat. Memang sangat cepat, hanya dalam 2 jam terlihat suara dari beberapa TPS yang diamati masuk dalam perhitungan, sehingga sampai pada kesimpulan nama-nama pasangan calon yang dinyatakan pemenang.

Dengan menggunakan margin error 1%-3%, lembaga survey sudah bisa menyatakan suatu pasangan calon menjadi pemenang. Tentunya itu hanya jika selisih suara lebih dari 3%, jika tidak, maka harus menunggu hasil perhitungan manual yang dilakukan KPU. Pada prinsipnya semua juga harus menunggu pengumuman dari yang berwenang yaitu KPU. Akan tetapi, dengan pemahaman mengenai survey, kita sudah bisa menyatakan hasil quick count dapat diterima sebagai acuan.

Setidaknya hasil sementara menyenangkan pihak-pihak yang merasa diuntungkan atau dinyatakan menang. Dengan demikian tidak perlu menunggu beberapa hari untuk mengetahui hasilnya. Hal ini menunjukkan kemampuan suatu lembaga melakukan survey dengan tingkat keakuratan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentunya ini bukan proses survey main-main, karena menyangkut jutaan pasang mata yang menunggu sebuah hasil.

Bagi saya, kemampuan intelektual dalam mengolah titik-titik yang harus disurvey dan menentukan keterwakilan suatu TPS sehingga memberikan hasil yang sesuai jumlah populasi tentu tidak mudah. Sekaligus melalukan proses pengumpulan data menggunakan teknologi komunikasi yang mudah seperti SMS, atau whatsapp. Bahkan ada yang menggunakan aplikasi pencatatan dengan mobile apps, sehingga bisa disertai dengan foto bukti formulir perhitungan.

Data itu kemudian diolah untuk mendapatkan hasil yang dapat disajikan kehadapan pemirsa TV. Disertai dengan analisa dan diskusi, maka jadilah acara ini menarik untuk ditonton berjam-jam diberbagai media TV. Mungkin menjadi kesempatan bagi TV untuk mendapatkan iklan atas siaran yang dilakukan.

Siapa yang diuntungkan atas itu semua, dengan biaya pilkada yang tidak sedikit, baik biaya yang dikeluarkan oleh pasangan calon, partai pengusung dan juga KPU atau pemerintah. Bahkan tidak sedikit warga yang juga mengeluarkan dananya untuk kepentingan pilkada ini. Tingkat partisipasi warga yang tinggi, tidak hanya dalam memilih tapi juga dalam berdebat dalam media sosial. Tak jarang menghasilkan pertentangan bahkan permusuhan antar sahabat, rekan kerja atau keluarga dengan pilihan yang berbeda. Semua itu merupakan biaya yang sangat mahal dan tak terhitung.

Berharap semua kesibukan dan semua pengorbanan menghasilkan suatu manfaat yang baik bagi masyarakat. Mari kembali bekerja dan memberikan manfaat bagi sesama, biarkan pasangan calon yang menang memikirkan bagaimana mewujudkan janjinya. Biarkan pemenang pilkada mulai berkarya untuk membalas dosa atas caci maki yang ditimbulkannya. (AA)


Actions

Information

Leave a comment